Tugas praktikum TKSDL - FP - UB (paper erosi berdasarkan pemutaran video erosi oleh asisten)
TUGAS PRAKTIKUM
MATA KULIAH
TEKNOLOGI KONSERVASI SUMBERDAYA LAHAN
Disusun
oleh:
Nama : Tesa Dwi Prihandini
NIM : 135040207114001
Kelas : S
Nama Asisten : Anindita Kusumaningtyas
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015
PENDAHULUAN
Akhir – akhir ini
cuaca menjadi tak menentu yang merupakan salah satu dampak dari pemanasan
global. Akibat cuaca yang tidak menentu tersebut masyarakat tidak dapat
mengantisipasi, begitu juga dengan para petani. Petani sangat dirugikan dengan
adanya cuaca yang berubah-ubah. Baik saat musim kemarau yang menyulitkan
mendapat pasokan air untuk tanaman maupun saat hujan dengan frekuensi tinggi.
Jika hujan terus menerus dengan volume yang besar, maka akan merusak tamanan
yang siap panen. Hal ini tentu akan merugikan petani. Tak hanya itu, hujan yang
terus menerus juga akan mengikis bagian atas tanah yang berisi nutrisi penting bagi tanaman. Jika hal ini
terjadi secara besar-besaran maka akan menurunkan produktivitas tanaman sebab
top soil yang bermanfaat telah hilang terbawaa air.
Turunnya produktivitas
tanah dan lahan diakibatkan oleh degradasi tanah. Penyebab
dari degradasi adalah kombinasi dari
bencana alam dengan manajemen praktis yang tidak berkelanjutan. Hal yang
mendasari adalah alasan sosial dan ekonomi, yang secara fundamental muncul dari
kemiskinan dan kekurangan tanah. Erosi tanah dianggap sebagai degradasi tanah
yang paling luas dan serius. Pada saat yang sama erosi menggambarkan kesulitan
yang dihadapi selama pengukuran yang dapat diandalkan dan konsekuensi dari
adanya perbedaan sudut pandang yang luas mengenai beratnya dampak erosi dan
rindakan yang dibutuhkan. Istilah erosi mencakup pengikisan yang disebabkan
oleh air dan angin, tetapi erosi air-lah yang mendapat perhatian lebih.
PEMBAHASAN
Erosi
adalah peristiwa pindahnya atau terangkutnya tanah atau bagian-bagian tanah
dari suatu tempat ke tempat lain oleh media alami. Pada peristiwa
erosi, tanah atau bagian-bagian tanah dari suatu tempat terkikis dan terangkut
yang kemudian diendapkan pada suatu tempat lain. Erosi didefinisikan sebagai
peristiwa berpindahnyaatau terangkutnya tanah atau bagian tanah darisuatu
tempat ke tempat yang lain oleh suatmedia alami (air atau angin) (Arsyad,1989).
Erosi
dibedakan menjadi dua, yaitu erosi hgiologi (alami) dan erosi dipercepat
(accelerated erosion). Erosi geologimerupakan erosi yang berjalan sangat
lambat, dimana jumlah tanah yang tererosi sama dengan jumlah tanah yang
terbentuk. Erosi ini tidak berbahaya karena terjadi dalam keseimbangan alami.
Sedangakan erosi dipercepat merupakan erosi yang terjadi lebih cepat akibat
aktifitas manusia yang menganggu keseimbangan alam. Jumlah tanah yang tererosi
lebih banyak daripada tanah ang terbentuk. Erosi ini berjalan sangat ceat
sehingga tanah di permukaan (top soil) menjadi hilang.
Menurut
Beasley (1972) erosi berdasarkan bentuknya dapat dibedakan menjadi :
a. Pelarutan
Tanah kapur mudah dilarutkan air sehingga di daerah kapur sering di temukan sungai-sungai di bawah tanah.
Tanah kapur mudah dilarutkan air sehingga di daerah kapur sering di temukan sungai-sungai di bawah tanah.
b. Erosi percikan (Splash Erosion)
Cura hujan yang jatuh langsung ke tanah dapat melempar butr-butir tanah sampai setinggi 1 meter keudara. Didaerah yang berlereng, tanah yangt terlempar tersebut umumnya jatuh kelereng dibawahnya.
Cura hujan yang jatuh langsung ke tanah dapat melempar butr-butir tanah sampai setinggi 1 meter keudara. Didaerah yang berlereng, tanah yangt terlempar tersebut umumnya jatuh kelereng dibawahnya.
c. Erosi Lembar (Sheet Erosion)
Pemindahan tanah terjadi lember demi lember (lapis demi lapis) mulai dari lapisan yang paling atas. Erosi sepintas lalu tidak terlihat, karena kehilangan lapisan-lapisan tanah seragam, tetapi dapat berbahaya karena pada suatu saat seluruh top soil akan habis.
Pemindahan tanah terjadi lember demi lember (lapis demi lapis) mulai dari lapisan yang paling atas. Erosi sepintas lalu tidak terlihat, karena kehilangan lapisan-lapisan tanah seragam, tetapi dapat berbahaya karena pada suatu saat seluruh top soil akan habis.
d. Erosi
Alur (Rill Erosion)
Dimulai dengan genagan-genagan kecil setempat-setempat di satu lereng, maka bila air dalam genagan tersebut mengalir, terbentuklah alur-alur bekas aliran tersebut. Alur-alur tersebut mudah di hilangkan dengan pengolahan tanah biasa.
Dimulai dengan genagan-genagan kecil setempat-setempat di satu lereng, maka bila air dalam genagan tersebut mengalir, terbentuklah alur-alur bekas aliran tersebut. Alur-alur tersebut mudah di hilangkan dengan pengolahan tanah biasa.
e. Erosi
Gully (Gully Erosion)
Erosi ini merupakan lanjutan dari erosi alur tersebut. Karena alur yang terus-menerus digerus oleh aliran-aliran air terutama daerah-daerah yang banyak hujan, maka alur-alur tersebut menjadi dalam dan lembare dengan aliran yang lebih kuat. Alur-alur tersebut tidak dapatb hilang dengan pengolahan tanah biasa.
Erosi ini merupakan lanjutan dari erosi alur tersebut. Karena alur yang terus-menerus digerus oleh aliran-aliran air terutama daerah-daerah yang banyak hujan, maka alur-alur tersebut menjadi dalam dan lembare dengan aliran yang lebih kuat. Alur-alur tersebut tidak dapatb hilang dengan pengolahan tanah biasa.
f. Erosi
Parit (Channel Erosion)
Arit-parit yang besar sering masih terus mangalir lama setelah hujan berhenti. Aliran air dalam parit ini dapat mengikis dasar parit atau dinding (tebing) parit dibawah permukaan air, sehingga tebing diatasnya dapat runtuh ke dasar parit. Adanya gejala Neader dari suatu aliran dapat meningkatan pengikisan tebing di tempat-tempat tertentu.
Arit-parit yang besar sering masih terus mangalir lama setelah hujan berhenti. Aliran air dalam parit ini dapat mengikis dasar parit atau dinding (tebing) parit dibawah permukaan air, sehingga tebing diatasnya dapat runtuh ke dasar parit. Adanya gejala Neader dari suatu aliran dapat meningkatan pengikisan tebing di tempat-tempat tertentu.
Pada
praktikum TKSDL pada 18 September 2015
telah diputarkan video tentang erosi yang terjadi dilahan pertanian di Malawi –
Afrika. Erosi yang terjadi disana disebabkan oleh kemiringan lahan dan air. Dalam
Hartanto (2007), erosi yang disebabkan oleh pengaruh air dapat dibedakan
menjadi erosi percikan (splash erotion), erosi lembar (sheet erotion), erosi
alur (rillerotion), erosiparit (gully erotion), erosi tanah longsor (land slide
erotion), erosi pinggir sungai (streambank erotion). Erosi ini menyebabkan
pengikisan tanah bagian atas atau biasa disebut top soil. Pada top soil ini
mempunyai banyak manfaat bagi tanaman seperti tempat mencengkeramnya akar
tanaman maupun tempat melimpahnya unsur hara. Jika top soil ini hilang, maka
sudah dapat dipastikan bahwa tanaman akan kekurangan nutrisi atau unsur hara.
Partikel
– partikel tanah yang terbawa oleh air ini mengalir dari lahan atas menuju
tempat yang lebih rendah. Partikel – partikel tersebut akan berakhir di sungai
dan menyebabkan sedimentasi pada sungai. Pendangkalan sungai ini menyebabkan
volume air yang ditampung oleh sungai menjadi lebih sedikit. Ketika musim
penghujan akan menyebabkan banjir karena sungai tak dapat menampung volume
air yang banyak, dan saat kemarau akan
susah mendapatkan air karena tempat persediaan air hanya sedikit.
Tanah
di lahan pertanian Malawi – Afrika kondisinya sangat memprihatinkan. Yaitu dari bentuk tanah yang sangat
menggumpal keras dan bila di ketuk akan mengeluarkan bunyi. Hal ini tentu
menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang dapat menyebabkan tanaman
menjadi tidak normal atau tidak dapat berjalan sesuai perkembangan ataupun
menyebabkan hasil panen menjadi menurun.
Karena
kondisi yang cukup serius inilah diadakan pengujian erosi tanah. Pengujian ini
dilakukan pada lahan sawah maupun hutan. Pengujian ini mengambil beberapa botol
sampel erosi. Dimana setiap botol sempel di uji pada laboratorium untuk
mengetahui apa saja partikel yang terbawa oleh erosi. Dari hasil laboraturium
dapat dilihat hasil seberapa besar tingkat erosi yang terjadi. Iklim yang buruk
dapat mempengaruhi besarnya tingkat erosi. Erosi mempunyai dapak yang buruk
bagi pertanian.
Selain
itu dampak erosi terhadap kehidupan masyarakat antara lain :
a) Kerusakan
di tempat terjadinya erosi
Kerusakan
tanah di tempat terjadinya erosi terutama akibat hilangnya sebagian tanah dari
tempat tersebut karena erosi. Hilangnya sebagian tanah mengakibatkan hal-hal
sebagai berikut:
- Penurunan produktifitas tanah
- Kehilangan unsur hara yang diperlukan
tanaman
- Kualitas tanaman menurun
- Laju inkultrasi dan kemampuan tanah menahan
air berkurang
- Struktur tanah menjadi rusak
- Lebih banyak tenaga yang dibutuhkan untuk
mengolah tanah
- Erosi gully dan tebing longsor menyebabkan
lahan terbagi-bagi dan mengurangi luas lahan yang dapat ditanami
b) Kerusakan
di tempat peristiwa hasil erosi
Padat
tanah disebut polusi sedimen yang mengakibatkan pengendapan bahan tanah
tererosi ke tempat lain. Pengendapan ini dapat menyebabkan:
- Pendangkalan sungai
- Tanah-tanah yang subur terkadang menjadi
rusak karena tertimbun oleh tanah batu-batuan dan pasir dari tempat lain
- Apabila digunakan untuk minum airnya kotor
- Perubahan-perubahan dalam jumlah
bahan yang diangkut mempengaruhi keseimbangan sungai.
Usaha – usaha untuk mengurangi erosi tanah antara
lain :
a. Usaha menjaga
kesuburan tanah
- Pemupukan diusahakan dengan pupuk
hijau
- Sistem irigasi yang baik
- Pada lereng-lereng gunung dibuat
hutan cadangan
- Menanami yang telah gundul
- Menyelenggarakan pertanian di daerah
miring secara benar
b. Usaha mengatasi
erosi tanah pada lahan pertanian di daerah miring
- Terasering, yaitu menanam tanaman
dengan sistem berteras-teras untuk mencegah erosi
- Contour farming, yaitu menanami lahan
menurut garis kontur sehingga perakaran dapat menahan tanah
- Pembuatan tanggul pasangan (guludan)
untuk menahan erosi
- Contour plowing, yaitu membajak
searah garis kontur sehingga terjadilah alur-alur horizontal
- Contour strip cropping, yaitu
bercocok tanam dengan cara membagi bidang-bidang tanah dalam bentuk sempit dan
memanjang dengan mengikuti garis kontur sehingga bentuknya berkelok-kelok,
masing-masing ditanami tanaman yang berbeda jenisnya secara berselang-seling
atau tumpang sari.
- Crop rotation, yaitu usaha pergantian
jenis tanaman supaya tanah tidak kehabisan salah satu unsur hara akibat dihisap
terus oleh salah satu jenis tanaman.
Berdasarkan
ulasan di atas, diperlukan upaya penanganan erosi melalui tindakan konservasi
tanah dan air. Konservasi tanah dalam arti luas adalah penempatan tanah pada cara
penggunaan yang sesuai dengan kemampuan tanah tersebar dan memperlakukannya
sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah
(Arsyad, 2006). Dalam arti sempit konservasi tanah diartikan sebagai upaya
untuk mencegah kerusakan tanah oleh erosi dan memperbaiki tanah yang rusak
oleh erosi. Upaya konservasi tanah ditujukan untuk mencegah erosi,
memperbaiki tanah yang rusak, memelihara serta meningkatkan produktivitas tanah
agar tanah dapat digunakan secara berkelanjutan Konservasi air pada prinsipnya adalah
penggunaan air hujan yang jauh ke tanah untuk pertanian seefisien mungkin, dan mengatur
waktu aliran agar tidak terjadi banjir yang dapat merusak serta tersedianya air
pada musim kemarau.
Konservasi
tanah dan air sangat erat hubungannya karena setiap perlakuan pada sebidang
tanah akan mempengaruhi tata air pada tempat itu dan tempat-tempat di hilirnya.
Oleh karena itu, berbagai tindakan konservasi tanah adalah tindakan konservasi
air juga. Berdasarkan hubungan tersebut, maka tanggung jawab disektor pertanian
dalam masalah air meliputi pemeliharaan jumlah, waktu aliran, dan kualitas
air, serta pengoptimalan manfaat air melalui penerapan cara-cara
penggunan air untuk pertanian yang efisien (Renne, 1960).
Konservaasi
tanah sendiri mempunyai tujuan mencegah kerusakan tanah akibat erosi dan aliran
permukaan, memperbaiki tanah yang rusak atau kritis, mengamankan dan memelihara
produktivitas tanah agar tercapai produksi yang optimal dalam waktu tidak
terbatas (berkelanjutan), dan mampu meningkatkan produktivitas lahan usaha
tani.
PENUTUP
Erosi
sangat membahayakan lahan pertanian. Dampak erosi sendiripun sangat merugikan
bagi petani, yang dapat dilihat dari turunnya produktivitas tanaman. Selain
itu, erosi juga menyebabkan pendangkalan sungai yang menyebabkan berkurangnya
volume air yang ditampung oleh sungai. Untuk mencegah erosi lebih lanjut, ada
baiknya dilakukan pengujian erosi tanah agar dapat menganalisis seberapa besar
erosi yang terjadi. Manajemen pengelolaan lahan juga sangat perlu dilakukan
agar dapat mencegah maupun memperbaiki erosi yang terjadi.
DAFTAR
PUSTAKA
Arsyad, S. 2006.
Konservasi Tanah Dan Air.Bogor : IPB Press.
Beasley, W.G.
1972. The Meiji Restoration.California : Stanford University Press.
Hartanto Daniel.
2007. Kontribusi AkarTanaman Rumput dan Bambu Terhadap Peningkatan Kuat Geser
Tanah PadaLerengan. Jurnal Teknik Sipil: Iii: 1: 39 – 49.
Renne, R.1960. A
proper prospective of water inagriculture. Di dalam : Plalnt WaterEnvironment
And Efficient Water Use.Pierre et al., (eds.). Amer. Soc. Agron.Soil Sci.Soc.
Am. Publ. : 20-27
Tidak ada komentar:
Posting Komentar