LAPORAN
DASAR ILMU TANAH
MATERI
"BERAT ISI DAN BERAT JENIS"
NAMA : TESA DWI PRIHANDINI
NIM
: 135040207114001
PROGRAM
STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
BRAWIJAYA
MALANG
2013
LAPORAN DASAR
ILMU TANAH
SEMESTER
GANJIL TAHUN 2013
MATERI
"BERAT ISI DAN BERAT JENIS"
BAB I
Pendahuluan
1.1
Latar Belakang
Didunia
pertanian, tanah mempunyai peranan yang penting, tanah sangat dibutuhkan
tanaman. Dan manusia pun tidak akan bisa lepas dari tanah. Dalam dasar ilmu
tanah, dapat dipelajari mengenai penentuan Berat isi dan Berat jenis partikel.
Berat isi berhubungan dengan padatan, porositas dan bahan organik. Selain itu,
dalam pengaplikasiannya, kondisi Berat isi sangat mempengaruhi infiltrasi, konsistensi,
pergerakan akar dan pengolahan lahan. Hal inilah yang menunjukkan bahwa Berat
isi masih berhubungan dengan sifat-sifat tanah yang lain.
Oleh
karena itu, Berat isi dan Berat jenis partikel sangat penting untuk dipelajari
sehingga pengetahuan mengenai Berat isi dan Berat jenis partikel semakin
bertambah. Dan kita dapat menghitung dan menentukan Berat jenis dan Berat Isi
suatu tanah. Data sifat-sifat fisik tanah tersebut diperlukan dalam perhitungan
penambahan kebutuhan air, pupuk, kapur, dan pembenah tanah pada satuan luas
tanah sampai kedalaman tertentu. Berat isi tanah juga erat kaitannya dengan
tingkat kepadatan tanah dan kemampuan akar tanaman menembus tanah.
Berat
isi tanah juga diperlukan dalam perhitungan pemberian pupuk, penambahan kapur
dan pembenah tanah untuk satu satuan luas lahan. Hal ini karena pada luas lahan
dengan kedalaman tertentu menggunakan satuan volume (m3), sedangkan pupuk,
kapur atau pembenah tanah dalam satuan berat, sehingga volume tanah harus
diubah terlebih dahulu menjadi satuan berat (kg atau ton). Untuk mengubah
menjadi satuan berat maka diperlukan data berat isi tanah. Oleh karena itu
sangat diperlukan pemahaman tentang berat isi dan berat jenis tanah.
1.2
Tujuan
1.
2. Untuk memahami pengertian dari berat isi dan berat jenis tanah
3. Untuk memahami faktor – faktor yang mempengaruhi berat isi dan berat
jenis tanah.
4. Untuk memahami cara menentukan berat isi dan berat jenis tanah
BAB II Metodologi
2.1
Alat dan Bahan + fungsi
3.1.1 Berat
Isi Tanah
Alat
1. Silinder atau ring tanah : sebagai
wadah untuk mengambil tanah utuh.
2. Pisau : untuk
meratakan tanah.
3. Jangka sorong : untuk
mengukur tanah dalam silinder.
4. Timbangan : untuk
menimbang berat tanah.
5. Cawan :
untuk wadah ketika tanah dioven.
6. Oven
: untuk mengeringkan tanah.
7. Karet :
untuk mengikat.
Bahan
1. Tanah :
sebagai objek pengamatan.
3.1.2 Berat Jenis
Alat
1. Piknometer : untuk
mengukur nilai massa jenis.
2. Mortal dan alu : untuk menghaluskan tanah.
3. Timbangan :
untuk menimbang tanah.
4. Hot plate : untuk
mengeluarkan udara yang terjerat.
5. Labu ukur :
untuk menampung tanah dan air
6. Corong : sebagai
alat bantu memasukkan tanah ke labu ukur.
Bahan
1. Tanah :
sebagai objek pengamatan
2. Air bebas udara : untuk mengetahui berat jenis.
4.2
Langkah Kerja
3.2.1 Berat isi
1.
Masukkan
tanah utuh dengan silinder.
2.
Ukur tinggi
dan diameter tanah dengan jangka sorong.
3.
Timbang
silinder dan isinya.
4.
Keluarkan
isi silinder dan timbang silinder.
5.
Tentukan
kadar air untuk konversi terhadap kering mutlak (sub sampel).
6.
Timbang 50g
tanah dalam cawan.
7.
Masukkan
dalam oven (1100C selama 24jam)
8.
Keluarkan
dan tunggu 15 menit supaya suhunya sesuai dengan suhu ruanagan
9.
Timbang
tanah yang sudah kering.
10. Perhitungan.
3.2.2 Berat jenis
1.
Ambil tanah
kering oven.
2.
Haluskan
tanah dengan mortal.
3.
Masukkan
tanah ke dalam labu ukur 20g (labu ditimbang terlebih dahulu) lalu timbang labu
dan isinya.
4.
Isi air ¾
dari volume labu ukur dan kocok untuk mengeluarkan udara yang terjerat.
5.
Cara
mengusir udara:
-
Panaskan
diatas hot plate sampai mendidih.
-
Hisap dengan
mesin vakum.
-
Rebus air
sampai titik didih dan ditunggu sampai dingin.
6.
Turunkan
labu ukur dari hot plate dan tunggu dingin.
7. Isi air yang telah direbus sampai
garis minikes (air dingin)
8. Timbang labu dan isinya.
BAB III Hasil dan Pembahasan
3.1 Data Hasil Praktikum dan perhitungan
Tabel1 : BI
Silinder
|
Massa total
|
Kadar Air Sub Sampel
|
Kadar Air
|
Vol. tanah
|
MP
|
BI
|
Kelas BI
|
|||
D
|
T
|
TB + K
|
T0 + K
|
K
|
||||||
4,7
|
5,6
|
153,06
|
280,16
|
250,36
|
127,8
|
0,243
|
97,10
|
123,2
|
1,26
|
Sangat
tinggi (sangat berat)
|
cm
|
cm
|
g
|
G
|
g
|
g
|
g.g-1
|
cm3
|
g
|
g. cm-1
|
Table 2: BJ
Massa (g)
|
Massa
|
Volume
|
BJ
|
Klasifikasi BJ
|
||
L
|
L + T 0
|
L + T0 + A
|
Padatan
|
Padatan
|
||
55,9
|
75,91
|
167,94
|
20,01
|
7,97
|
2,51
|
|
g
|
g
|
G
|
g
|
cm3
|
g.cm3
|
Keterangan :
-
L = Labu
-
T0 = Tanah Oven
-
A = Massa (Labu + Tanah oven + Air)
-
Vp = Volume Padatan
Diketahui
:
-
M
labu = 55,9 gram
-
M
labu + TO = 75,91 gram
-
M
labu + TO + Air = 167,94
Ditanya :
a) Vp
b)
BJ
Jawab
:
a) Vp = 100 – { ( L + T0 + A ) – (L + TO)} Cm3
= 100 – { (167,94 ) – (75,91) Cm3
= 100 – (94,03) Cm3
= 7,97 Cm3
b) BJ = Mp
Vp
= 20,01
7,97
= 2,51 gram.Cm3
Porositas
(pori dalam tanah) = (1-(BI/BJ) x 100 %
=
(1-(1,26/2,51) x 100%
=
0,49801 x 100%
=
49,801%
3.2 Hubungan BI dan BJ dengan sifat fisik tanah( referensi dari literature)
Berat Isi
Tanah menunjukkan perbandingan antara berat tanah kering dengan volume tanah
termasuk volume ruang pori (ditentukan oleh banyaknya ruang pori maupun oleh
butir-butir tanah padat) Berat isi tanah ini merupakan petunjuk kepadatan tanah
(Hardjowigeno, 1992). Tanah dengan teksur halus seperti lempung berdebu, liat dan
lempung berliat mempunyai berat isi lebih rendah dibandingkan tanah dengan
tekstur pasir (Buckman dan Brady, 2002). Makin padat suatu tanah makin tinggi
berat isi, yang berarti makin sulit meneruskan air (infiltrasi dan perkolasi)
atau ditembus akar tanaman (Hardjowigeno, 1992). Nilai berat isi dan berat
jenis pada berbagai jenis tanah bervariasi, nilai ini tergantung pada fraksi
partikel penyusunnya. Umumnya nilai berat isi tanahberkisar dari 1.10 – 1.60 g
cm-3 dan ada pula
tanah yang mempunyai berat isi < 0.85 g cm-3 .
Bidang pertanian merupakan sebuah bidang yang tidak akan lepas dari
tanah. Karena bidang ini terkit dengan proses penanaman tumbuhan dan tanah
adalah sebagai medi tempat tumbuhnya. Dibutukan kadar bobot isi dan bobot jenis
yang seimbang dalam tanah pertanian agar dapat mengoptimalkan pertumbuhan
tanaman. Misalkan saja tanah yang memiliki bobot isi dan bobot jenis yang
terlalu tinggi dapat mengekibatkan struktur tanah mantap dan menyulitkan
perakaran tanaman untuk melewatinya akibatnya tanaman akan mati karna kesulitan
mengambil zat hara yang ada didalamnya, sebaliknya jika kadar bobot isi dabn
bobot jenis terlalu rendah tanah cendrung tidak dapat mengikat unsure hara
didalamnya. Olehkarena itu dibutuhkan tanah yang memiliki kadar bobot isi dan
bobot jenis yang seimbang untuk mengoptimalkan pertumbuhan tanaman. (Undang
Kurnia dkk. 2006)
BAB IV Penutup
4.1 Kesimpulan
Dari
hasil praktikum yang telah dilakukan dihasilkan berat isi tanah ialah sebesar 1,26 g.cm3. Hasil ini
diperoleh dari beberapa perhitungan antara lain volume tanah yaitu sebesar 97,10 cm3, kadar air sebesar 0,243 g.g-1 , berat jenis tanah 2,51 g.cm3dan didapat pula hasil perhitungan
porositas(pori dalam tanah) sebesar 49,801% yang termasuk klasifikasi porositas
kelas rendah (31-63%) , semakin besar pori maka semakin mudah air masuk kedalam
tanah.
4.2 Saran
Materi berat isi dan berat jenis tanah
sangat bermanfaat bagi mahasiswa. Tetapi dalam kegiatan praktikum sebaiknya
setiap praktikan diberikan kesempatan seluruhnya untuk aktif dalam kegiatan
pengamatan.
DAFTAR PUSTAKA
Buckman, H.O. dan N.C. Brady. 2002.
Ilmu Tanah(Terjemahan Soegiman). PT BhrataraKarya Aksara. Jakarta
H ardjowigeno,
S. 1992. Ilmu Tanah. PT Mediyatama Sarana Perkasa. Jakarta.
Undang Kurnia dkk. 2006. Sifat
Fisik Tanah & Metode penelitian.Tim
Dosen. Bogor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar